Kamis, 28 November 2013

Peran dan Fungsi Agama dalam Masyarakat



B. PEMBAHASAN
1.    Pengertian Peran, Fungsi dan Masyarakat
a.Pengertian Peran secara Etimologi dan Terminologi
Peran secara etimologi adalah perangkat tingkah yang diharapkan yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.[1] Sedangkan peran secara terminologi adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.[2] Kemudian definisi peran menurut para ahli
b.Pengertian Fungsi secara Etimologi dan Terminologi
            Pengertian fungsi secara etimologi adalah jabatan, kedudukan, peranan, guna, kegunaan, manfaat.[3] Sedangkan pengertian fungsi secara terminologi adalah
c.Pengertian Masyarakat secara Etimologi dan Terminologi
           Pengertian masyarakat secara etimologi adalah. Sedangkan pengertian masyarakat secara terminologi menurut Maclver dan Page [4] mengatakan bahwa ; “Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dan wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok  dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial. Dan masyarakat selalu berubah”.
            Ralph Linton: [5] “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas”. Selo Soemardjan [6] “menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.”

2.Peran Agama dalam Masyarakat
Peran agama terhadap perkembangan masyarakat adalah sebagai berikut:
Pertama agama sebagai motivator (pendorong) agama memberikan dorongan batin atau motif, akhlak dan moral manusia yang mendasari dan melandasi cita-cita dan perbuatan manusia dalam seluruh asapek hidup dan kehidupan, termasuk dalam usaha dan pembangunan.[7] Agama sebagai motivasi memberikan pengaruh dalam mendorong individu untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agamadinilai mempunyai unsur kesucian, serta ketaatan. Sedangkan agama sebagai nilai etika karena dalam melakukan suatu tindakan seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran aganma yang dianutnya. Motivasi mendorong seseorang untuk berkreasi, berbuat kebajikan maupun berkorban. Sedangkan nilai etika mendorong seseorang untuk berlaku jujur, menepati janji, menjaga amanah, dan sebagainya. [8]
Kedua, agama sebagai creator (pencipta) dan innovator (pembaharu), memberikan semangat dorongan untuk bekerja kreatif (mempunyai kemampuan untuk mencipta) dan produktif (banyak menghasilkan) dengan penuh dedikasi (pengabdian) untuk membangun kehidupan dunia yang lebih baik dan kehidupan khirat yang baik pula. Oleh karena itu, disamping bekerja kreatif, agama mendorong pula adanya pembaruan dan penyempurnaan (inovatif). [9]
Ketiga, agama sebagai integrator (menyatu padukan), baik individual maupun social, dalam arti bahwa agama mengintregasikan dan menyerasikan segenap aktivitas manusia, baik sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat, yaitu integrasi dan keserasian sebagai insan yang taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, serta integrasi dan keserasian antara manusia sebagai makhluk social dalam hubungannya dengan sesame dan lingkungannya. Dengan kata lain, integrasi dan keserasian antara mengejar kebaikan dunia dan akhirat. Sebagai intergrator-individual, agama dapat menghindarkan manusia dari pribadi kepribadian yang goyang dan pecah, sehingga kembali pada kepribadiannnya yang utuh mampu menghadapi berbagai tantangan, gangguan serta cobaan hidup dan kehidupan, yang tidak jarang dapat memporak-porandakan kehidupan manusia. Sebagai integrator-sosial, mempunyai fungsi sebagai perekat atau fungsi kohesif (berhubungan) [10] antara manusia terhadap sesamnaya, didorong oleh rasa kemanusiaan, cinta mencinta-mencintai, kasih saying terhadap sesamanya, altruisme (sifat mementingkan kepentingan orang lain) [11], tenggangrasa, tepa selira, dan lain-lain. Dalam fungsinya sebagai faktor social intregatif itu, agama mengajarkan rukun tentram damai dan bekerja sama dalam mencapai kesejah teraan lahir batin. [12]
Dalam fungsinya yang integratif-sosial tersebut, serta dalam konteks pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, agama mempunya peranan sebagai faktor pemantapan stabilitas (keseimbangan) [13]dan ketahanan nasional, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia, pembangunan nasional akan lebih memantapkan stabilitas dan ketahanan nasional serta persatuan dan kesatuan bangsa.[14]

           Keempat, agama sebagai sublimator (memperindah) [15], agama menyandukan dan mengkuduskan segala perbuatan manusia, sehingga perbuatan manusia, bukan hanya yang bersifat keagamaan saja, tetapi setiap perbuatan dijalan kan dengan tulus ikhlas dan penuh pengabdian karena keyakinan agama, bahwa segala pekerjaan yang baik merupakan bagian pelaksanaan ibadah insan terhadap Sang pencipta atau al-kholiqnya atau Tuhan Yang Maha Esa.[16]
Kelima, agama sebagai sumber inspirasi (ilham) [17] budaya bangsa Indonesia, melahirkan hasil budaya fisik berupa cara pakaian yang sopan dan indah, gaya arsitektur, dan lain-lain, serta hasil budaya nonfisik seperti seni budaya yang menafaskan agama kehidupan beragama yang jauh dari syirik dan musyrik. [18]
Perbedaan interpretasi (tafsiran) [19] dapat memunculkan empat tipe keagamaan seseorang, seperti yang digambarkan oleh J.P Williams, yaitu: pertama,tingkat rahasia, seseorang memegang ajaran agama yang dianut yang diyakininya untuk dirinya sendiri, tidak untuk dinyatakan kepada orang lain. Keduaa, tingkat privat atau pribadi, seseorang mendiskusikan keyakinan agamanya kepada sejumlah orang tertentu yang digolongkaan sebagai orang yang secara pribadi sangat dekat hubungannya dengan dirinya. Ketiga, tingkat denominasi (satuan atau nama) [20], individu memiliki keyakinan keagamaan yang sama dengan yang dipunyai oleh individu-individu lainnya dalam suatu kelompok besar. Keempat, tingkat kemasyarakatan, individu memiliki keyakinan yang sama dengan keyakinan keagamaan yang ada pada warga masyaraakat tersebut. [21]
Dari sudut pandang teori fungsional, agama menjadi atau penting sehubungan dengan unsur-unsur pengalaman manusia yang diperoleh dari ketidapastian, ketidakberdayaan, dan kelangkaan yang memang merupakan karakteristik (cirri khas) [22] fundamental (yang paling pook) [23] kondisi manusia. Dalam hal ini fungsi ialah menyediakan dua hal. Pertama, suatu cakrawala (lengkung langit) [24] pandang tentang dunia luar yang tak terajangkau oleh manusia (beyond yang artinya alam baka) [25], dalam arti dimana deprivasi (pencabutan) [26] dan frustasi (patah semangat) [27] dapat dialami sebagai sesuatu yang mempunyai makna. Kedua, sarana ritual (menurut upacara agama) [28] yang memungkinkan hubungan manusia dengan hal diluar jangkauannya, yang memberikan jaminan dan keselamatan bagi manusia mempertahankan moralnya. [29]

2.    Fungsi Agama Bagi Masyarakat
Fungsi agama yang dimaksud adalah peran agama dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris (berdasarkan pengalaman dan penghayatan) [30], Karen ada keterbatasan kemampuan dan ketidak pastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya. [31](fungsi secara etimologi yaitujabatan, kedudukan, peranan, guna, kegunaan, manfaat). [32]
Adapun fungsi agama ada enam hal, yaitu: pertama, agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang diluar jangkauan manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan, dan terhadap mana manusia memberikan tanggapan serta menghubungkan dirinya, menyediakan bagi pemelukya suatu dukungan, pelipur lara, dan rekonsiliasi (perdamaian) [33]. Manusia membutuhkan dukungan moral disaat menghadapi ketidakpastian, pelipur lara disaat berhadapan dengan kekecewaan dan membutuhkan rekonsiliasi dengan masyarakat bila diasingkan dari tujuan dan norma-normanya. Karena gagal mengejar aspirasi (tuntutan) [34],
karena dihadapkan dengan kekecewaan serta kebimbangan, maka agama menyediakan sara emosional penting yang membantu memberikan dukungannya, agama menopang nilai-nilai dan tujuan yang telah terbentuk, yang memperkuat moral dan membantu mengurangi kebencian. [35]
Kedua, agama menawarkan suatu hubungan trasendental (bersifat jauh dari dunia empiris) [36] melalui pemujaan dan upacara ibadat, karena itu memberikan dasar emosional bagi rsa aman baru dan identitas yang lebih kuat di tengah ketitdakpastian dan ketidakmungkinan kondisi manusia dan arus serta perubahan kerangka acuan ditengah pertikaian dan kekaburan pendapat serta sudut pandang manusia. Fungsi agama yang bersifat kependetaan ini menyumbang stabilitas, ketertiban, dan seringkali mendukung pemeliharaan status quo. [37]
Ketiga,agama mensucikan norma-norma dan nilai masyrakat yang telah terbentuk, mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas keinginan individu dan disiplin kelompok diatas dorongan hati individu. Dengan demikian agama memperkuat legitimasi (pembenaran menurut hukum) [38] pembagian fungsi, fasilitas dan ganjaran yang merupakan cirri khas suatu masyarakat. Lebih jauh lagi, tidak ada masyarakat dimana orang yang hidup pada pengharapan tanpa penyimpangan, masih tetap dijumpai metode-metode tertentu untuk menangani keterasingan dan kesalahan individu yang menyimpang. Agama juga melakukan fungsi ini dengan menyediakan caraa-cara, sering berupa cara situal, dimana kesalahandapat diampuni dan individu dilepaskan dari belunggu kesalahan dan disatukan kembali dalam kelompok social. Jadi agama mensucikan norma dan nilai, yang membantu pengendalian sosial; mengesahkan alokasi pola-pola masyarakat, sehingga membantu ketertiban dan stabilitas: dan menolong mendamaikan hati mereka yang tidak memperoleh kasih sayang.[39]
Keempat, agama juga melakukan fungsi yang bisa bertentangan dengan fungsi sebelumnya. Agama dapat pula memberikan standar nilai dalam arti dimana norma-norma yang telah terlembaga, dapat dikaji secarakritis dan kebetulan masayarakat sedang membutuhkannya. Hal ini mungkin sekali benar khusus dalam hubungan dengan agamayang menitikberatkan transendensi (dalam teologi, istilah ini berarti bahwa tuhan itu berada jauh diluar alam) [40] Tuhan, dan konsekuensi superioritasnya pada dan kemerdekaannya dari masyarakat yang mapan. Kita melihat fungsi agama dan bentuk yang jelas dalam diri para Rabi Yahudi. Oleh karena itukita menanamkan fungsi ini fungsi risalat atau nubuat (berita yang dibawah oleh para nabi dari Allah)[41]. Konflik diantara fungsi kependetaan dengan fungsi risalat merupakan aspek penting dari sejarah injil. Fungsi risalat seringkali merupakan sumber protes sosial yang penting melawan norma dan kondisi yang telah mapan. [42]
Kelima, agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting. Kita telah menyinggung salah satu aspek fungsi ini dalam membicarakan fungsi hubungan trasendentals yang ada dalam agama. Melalui penerimaan nilai-nilai yang terkandung dalam agama dan kepercayaan-kepercayaan tentang hakikat dan takdir manusia, individu mengembangkan aspek penting pemahaman diri batasan diri. Melalui peran penting msnusia di dalam ritual agama dan doa, mereka juga melakukan unsur-unsur signifikan (mengandung arti penting) [43]  yang ada dalam identitasnya. Dengan cara ini agama mempengaruhi pengertian individu tentang siapa ia dan apa ia. Davis menulis: “agama memberikan individu rasa identitas pada masa lampau yang sudah jauh dan masa yang akan datang yang tidak terbatas. Agama memperluasa ego manusiadengan membuat spirit manusia cukup berarti baginya”. Dalam proses perubahan dan mobilitas (berpindah tempat) [44] luas dan berlangsung cepat sumbangan agama terhadap identitas menjadi semakin tinggi. Will Herberg dalam studi sosiologi agama Amerika tahun 1950-an, misalnya mengatakan bahwa salah satu cara ialah dengan menjadi anggota salah satu dari “ketiga agama demokrasi” yaitu protestanisme, katolikisme, dan yahudi-isme. [45]
Keenam, agama bersangkut paut pula dengan pertumbuhan dan kedewasaan individu, dan perjalanan hidup melalui tinngkat usia yang ditentukan oleh masyarakat. Psikologi telah menunjukkan bahwa pertumbuhan individu menghadapi serangkaian karakteristik (ciri khas) [46] yang terjadi pada berbagai tingkat usia manusia, serangkaian peristiwa yang dijumpai dari sejak lahir sampai mati. Dalam masing-masing peristiwa ini, maslah-maslah baru menantang individu. Semasa bayi, seseorang harus mempelajari suatu tingkat kepercayaan dasar dengan manusia lain, kemudian harus mengembangkan kemampuan berfungsi secara otonom, berdikari, dan kemudian harus belajar lagi menahan pemuasan dan mendisiplikan impuls (dorongan hati) [47] dalam mencapai tujuan-tujuan yang dibenarkan secara sosial. Tetapi apakah agama mendukung dan mendorong kedewasaan, mengembangkan otonomi, dan pengarahan diri sendiri? atau apakah ia menyediakan suatu aturan terlalu otoriter (penguasa) [48] dan terlalu  protektif (melindungi) [49] yang menghambat kedewasaan dan cenderung membuat manusia tergantung pada lembaga keagamaan? [50]
Menurut Hendro Puspito, fungsi agama adalah edukatif  (pengajaran) [51], penyelamatan, pengawasan social, memupuk persaudaraan dan transformatif atau tidak tetap. [52] Fungsi agama bagi para sosiolog berbeda satu sama lain: sebagai pemujaan masyarakat (Durkheim); sebagai idiologi (Marx) dan sebagai sumber perubahan social (Weber). Fungsi yang lebih lengkap dikemukakan oleh Metta Spencer dan Alex Inkles; fungsi dukungan, fungsi kependekatan, fungsi control social, fungsi kenabian dan fungsi identitas. [53]
Apa sebenarnya fungsi agama itu dalam masyarakat kalau kita kaji dari sudut pandang sosiologis. Menurut E.K. Nottingham bahwa secara empris, agama dapat berfungsi dalam masyarakat antara lain sebagai (1) faktor yang mengintregasikan (menyatukan) [54] masyarakat; (2) faktor yang mengdisintregasikan masyarakat; (3) faktor yang bisa melestarikan nilai-nilai social; (4) faktor yang bisa memainkan peran yang bersifat kreatif, inovatif bahkan bersifat revolusioner. [55]
Fungsi agama ditinjau dari kajian sosiologis, ada dua macam. Pertama disebut fungsi manifest, dan yang kedua fungsi latent. Fungsi manifest adalah fungsi yang disadari yang bisanya merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku-pelaku ajaran agama. Sedangkan fungsi latent adalah fungsi yang tersembunyi, yang kurang disadari oleh pelaku-pelaku ajaran agama. [56]
Masalah agama tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.
1. Fungsi Edukatif (pendidikan) [57]
Ajaran agama yang dianut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi. Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur suruhan dan larangan mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik menurut ajaran agama masig-masing.
2. Fungsi Penyelamat [58]
Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah keselamaan yang meliputi dua alam yaitu : dunia dan akhirat. Dalam mencapai keselamatan itu agama mengajarkan kepada penganutnya melalui: pengenalan memalui masalah syakral, berupa keimana kepada Tuhan. Pelaksanaan pengenalan kepada unsur (zat supranatural) tu tertujuan agar dapat berkomunikasi dengan baik secara langsung maupun dengan perantara, antaranya; mempersatukan diri dengan Tuhan (Pantheisme), pembebasan dan pensucian diri (penebusan dosa) dan kelahiran kembali (reinkarnasi).
3. Fungsi sebagai Pendamain [59]
Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya, apabila seseorang pelanggar telah menebus dosanya melalui tobat, pensucian, atau pun penebusan dosa.
4. Fungsi sebagai Social Control (pengawasan siosial) [60]
Ajaran agama oleh penganutnya dinggap sebagai norma sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupun kelompok karena; pertama, agama secara instansi, merupakan norma bagi pengikutnya, kedua, agama secara dogatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis yang bersifat profetis (wahyu, kenabian). [61]
5. Fungsi sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas (kesetiakawanan) [62]
Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki kesamaan dalam satu kesatuan; iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh. Pada beberapa agama rasa persaudaraan itu bahkan dapat mengalahkan rasa kebangsaan. [63]
6. Fungsi Transformatif (berubah-ubah) [64]
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Kehidupan baru diterimanya berdasarkan ajaran agama yang dipeluknya itu kadangkala mampu mengubah kesetiaannya kepada adat atau norma kehidupan yang dianutnya sebelumnya. [65]
7. Fungsi Kreatif (kemampuan menciptakan sesuatu yang baru) [66]
Ajaran agama menolong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi penemu baru. [67]
8. Fungsi Sublimatif [68]
Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agama ukhrawi, melainkan juga yang bersifat duniawi. Segala usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama, bila dilakukan atas niatan yang tulus, karena untuk Allah merupakan ibadah. Agama yang berlaku atas masyarakat bagaikan obat bius; agama meringankan penderitaan, namun tidak menghlangkan kondisi-kondisi yang menimbulkan penderitaan itu. Oleh karena itu, agama semata-mata menenangkan orang, memungkinkan mereka untuk menerima kondisi-kondisi sosial di mana mereka hidup dengan harapan akan adanya suatu kehidupan di kemudian hari di mana semua penderitaan dan kesengsaraan akan lenyap untuk selama-lamanya. Agama semata-mata meredakan penderitaan manusiaa tetapi tidak menghilangkan basisnya, maka agama memungkinkan orang untuk terus menerima dunia ini sebagaimana adanya dan tidak berusaha untuk mengubahnya.
         Peter L. Berger (1968:268) melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia; karena agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap segala kekacauan yang mengancam hidup manusia. Hampir semua masyarakat manusia mempunyai agama. Malinowski (1954:17) menyatakan : “ Tidak ada bangsa, bagaimanapun primitifnya, yang tidak memiliki agama dan magic”. Agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu masyarakat yang digunakan untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan oleh teknologi dan teknik organisasi yang diketahuinya. Untuk mengatasi keterbatasan iitu, orang berpaling kepada manipulasi kekuatan supernatural (Haviland, 1988:193). [69]
Definisi masyarakat
            Maclver dan Page [70] mengatakan bahwa ; “Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dar wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok  dan penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebebasankebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial. Dan masyarakat selalu berubah”.
           Ralph Linton: [71] “Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas”.
Selo Soemardjan [72] menyatakan bahwa masyarakat adaslah orang-orang yang hidup bersama, yang menghassilkan kebudayaan.

A.  Analisi
1.    Analisis
Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut masyarakat yang mempercayai adanya Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Agama mengandung nilai-nilai kehidupan, yang didalamnya terdapat norma-norma yang mengatur kehidupan manusia yang menganutnya, sebagai pedoman dan petunjuk dalam hidupnya. Semua agama mengajarkan kepada penganutnya kepada kebaikan.
Suatu agama penting bagi kehidupan manusia, karena agama mengandung nilai-nilai positif yang menjadi acuan manusia dalam bertindak, mendorong manusia untuk berbuat adil, jujur, berlaku kebajikan, dan amanah. Agama juga mendorong manusia agar selalu hidup lebih baik lagi dari sebelumnya, selalu memperbaiki kehidupan dunia agar kelak mendapatkkan kehidupan yang baik di akhirat.
Pengaruh sistem nilai pada kehidupan individu dirasakan sebagai daya dorong atau prinsip yang menjadi pedoman hidup. Dalam realitasnya nilai mempunyai pengaruh dalam mengatur pola tingkah laku, pola berpikir dan pola bersikap. Nilai adalah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna pada tindakan seseorang. Karena itu nila menjadi penting dalam kehidupan seseorang, sehingga tidak jarang pada tingkat tertentu orang siap untuk mengorbankan hidup mereka demi mempertahankan nilai.
Agama mengajarkan pendidikan bagi manusia. Siapa yang dapat mengambil pelajaran dan mengamalkan pada orang lain serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan, maka ia akan memperoleh keselamatan didunia dan diakhirat.
Agama juga mempunai pengaruh sebagai motivasi dalam mendorong individu dalam melakukan aktivitas, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur ketaatan. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan demikian peran agama dalam kehidupan manusia yaitu memenuhi kecenderungan alamiahnya, yakni kebutuhan akan ekspresi.


D. KESIMPULAN
       Agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan non-empiris yang dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyaarakat luas.
         Agama merupakan suatu hal yang dijadikan sandaran penganutnya ketika terjadi hal-hal yang berada di luar jangkauan dan kemampuannya karena sifatnya yang supra-natural sehingga dapat diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang non-empiris.
Peran agama diantaranya adalah pertama agama sebagai motivator (pendorong), kedua, agama sebagai creator (pencipta) dan innovator (pembaharu), ketiga, agama sebagai integrator (menyatu padukan), keempat agama sebagai sublimator (memperindah),kelima agama sebagai sumber inspirasi (ilham).
Fungsi agama yang dimaksud adalah peran agama dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris (berdasarkan pengalaman dan penghayatan). Adapun fungsi agama ada enam hal, yaitu: pertama, agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang diluar jangkauan manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan, kedua, agama menawarkan suatu hubungan trasendental (bersifat jauh dari dunia empiris), ketiga,agama mensucikan norma-norma dan nilai masyrakat yang telah terbentuk, mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas keinginan individu dan disiplin kelompok diatas dorongan hati individu, keempat, agama juga melakukan fungsi yang bisa bertentangan dengan fungsi sebelumnya, kelima, agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting, keenam, agama bersangkut paut pula dengan pertumbuhan dan kedewasaan individu.


DAFTAR RUJUKAN
Mubaroq, Zulfi. 2010. Sosiologi Agama. Malang: UIN Maliki Press.
Kahmad, Dadang. 2009. Sosiologi Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ishomuddin. 2002. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta Selatan: Ghalia Indonesia.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.


[1] Tim Gama Press, Kamus Ilmiah Populer (Gama Press)
[2]
[3] Tim Gama Press, Kamus Ilmiah Populer (Gama Press)

[4] R.M Maclver dan Charles H. Page, Society, an Introductory Analysis, (Mac Millan 2 Co Ltd, 1961), hlm. 5.
[5] Ralph Linton, The Study of Man, an introduction, (New York: Apleton-Century Crofts Inc, 1936), hlm. 31.
[6] Dalam kuliah-kuliah pengantar sosiologi pada fakultas Hukum dan fakultas LPK UI tahun akademis 1968.
[7] Ishomuddin,pengantar Sosiologi Agama (Jakarat: PT. Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002)
[8] Ibid., 38                                                              
[9] Ibid,
[10] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola).
[11] Ibid., 24.
[12] Ishomuddin,pengantar Sosiologi Agama (Jakarat: PT. Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002)

[13] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[14] Ishomuddin,pengantar Sosiologi Agama (Jakarat: PT. Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002)
[15] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[16] Ishomuddin,pengantar Sosiologi Agama (Jakarat: PT. Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002)
[17] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[18] Ishomuddin,pengantar Sosiologi Agama (Jakarat: PT. Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002)
[19] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[20] Ibid., 101.
[21] Rolaand Robertson, Ed., “Kata Pengantar” dalam Agama Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), xiii.
[22] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[23] Ibid., 189.
[24] Ibid., 86.
[25] John M. Echols, Kamus Indonesia Inggris (Jakarta: PT. Gramedia 2005)
[26] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[27] Ibid., 189.                                                                                                                                           
[28] Ibid., 680.
[29] Zulfi Mubaraq, Sosiologi Agama (Malang: UIN-MALIKI PRESS 2001)
[30] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[31] Zulfi Mubaraq, Sosiologi Agama (Malang: UIN-MALIKI PRESS 2001)
[32] Tim Gama Press, Kamus Ilmiah Populer (Gama Press)
[33] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[34] Ibid., 51.
[35] Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1995), 26.
[36] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[37] Ibid., 26.
[38] Ibid., 404.
[39] Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1995), 26
[40] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[41] Ibid., 528.                 
[42] Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1995), 26
[43] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[44] Ibid., 476.
[45] Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 1995), 26
[46] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)

[47] Ibid., 249.
[48] Ibid., 553.
[49] Ibid., 634.
[50] O’Dea, Sosiologi, 26 (nama terakhir dan judul awal buku+ halaman)
[51] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[52] Hendropuspito, Sosiologi Agma (Yogyakarta: Kanisius, 1998), 38-57.
[53] Dr. H. Zulfi Mubaraq, Sosiologi Agama (Malang: UIN-MALIKI PRESS 2001)
[54] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[55] Elizabeth Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu Pengarntar Sosiologi Agama. Terjemahan (Jakarta: Rajawali, 1990).
[56] Dr. H. Zulfi Mubaraq, Sosiologi Agama (Malang: UIN-MALIKI PRESS 2001)
[57] Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Aagama, 54.
[58] Ibid., 54.
[59] Ibid., 55.
[60] John M. Echols, Inggris Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia 2005)
[61] Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55.
[62] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[63] Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55.
[64] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[65] Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55.
[66] M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola)
[67] Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, 55.
[68] Ibid., 56.
[69] Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si. Sosiologi Agama, (Bandung: 2009)
[70] R.M Maclver dan Charles H. Page, Society, an Introductory Analysis, (Mac Millan 2 Co Ltd, 1961), hlm. 5.
[71] Ralph Linton, The Study of Man, an introduction, (New York: Apleton-Century Crofts Inc, 1936), hlm. 31.
[72] Dalam kuliah-kuliah pengantar sosiologi pada fakultas Hukum dan fakultas LPK UI tahun akademis 1968.

24 komentar:

  1. Saya pikir justru sekularisme yang merekatkan masyarakat. Saya ada artikel mengenai hal ini di http://www.anakadam.com/2016/08/sekularisasi-sebagai-semen-sosial/ Terimakasih.

    BalasHapus
  2. felicitaciones98.blogspot.com
    jom lawat blog saya.

    BalasHapus
  3. https://faktamuharam.blogspot.com/2013/01/pengertian-cinta-dan-kasih-sayang.html?showComment=1536316123052#c898478942767272071

    The best online gambling agent is Bandar Slot, Casino SBOBET 338a, maxbet, mr8asia, Betting Prediction, Biggest and Most Trusted in Indonesia. Free Signup Process! You can directly play with less than 3 minutes process.
    Judi Online is an agile basketball player, Casino SBOBET 338a, ibcbet, Betting Prediction and slot game, Biggest and Most Trusted in Indonesia
    judi online

    Welcome to AsetQQ.com, the Best and Most Trusted Indonesian Online Poker Site. AsQQQ provides 6 games that can be played in 1 User Id only. Online Poker, DominoQQ, Bandar Ceme, Capsa Susun, Live Poker, Ceme Keliling Games, using Indonesian real money
    poker online

    Choosing an online casino agent is essential if people want to work on online gambling. http://www.dompetcasino.net/ to make the play scene should really be done so that the smoothness in playing gambling can be enjoyed gambling agency sites online casino agency page can also be done with a system of observing recommendations and recommendations from more experienced players.
    judi online

    go88poker.com is a trusted online poker site for gambling games Poker, Domino, Bandar Ceme, Bandar Capsa. No matter how much you win, we definitely pay. The go88poker.com site is guaranteed to be safe and reliable. 100% player vs player without robot.
    poker online





    BalasHapus
  4. happydomino is also the best and trusted Online Domino Poker site in Indonesia which has been proven by reputation and gained the trust of International Online gambling. Both the review of reputable poker sites and the quality of the games we provide do not need to be doubted. By providing the best service and providing assistance that is not complicated and we will provide an explanation that is as easy as possible so that you can easily understand it. We also provide playing tips and tricks so you can easily win in the best online gambling agent games in Indonesia. happydomino is guaranteed to be the fair play 100% online gambling site. There are no Robots in pure games Member vs Member. Our site is also equipped with the most sophisticated security system that is always updated on online gambling issues.

    poker online



    BalasHapus
  5. POKERSEJATI is a Poker site We provide interesting online game variants. You can access all of these games practically using just one account.

    situs poker

    JudiKartu is the jadwal bola, first trusted online betting agent in Indonesia that provides live baccarat, roulette and sicbo online services. Giving customer satisfaction and serving better than others.
    Always determined to be able to serve customers better. Trying to remain a Soccer Agent, Casino Agent, the best and most trusted Online Betting in Indonesia
    Jadwal bola

    ทางเข้า sbobet , สำหรับลูกค้าท่านทีต้องการฝากเงินตั่งแต่ 100.000 บาท ต่อรายการ กรุณาติดต่อสอบถามฝ่ายลูกค้าสัมพันธ์ก่อนทำรายการโอนเงินทุกครั้ง กรุณาติดต่อเราผ่านไลน์แชท หรือแชทสดหน้าเวบไซต์ ลูกค้าสามารถทำการสมัครสมาชิกผ่านหน้าเวบไซต์ หรือ ติดต่อเราผ่านไลน์แชท หรือแชทสดหน้าเวบไซต์ เราคือผู้ให้บริการพนันออนไลน์ ผ่านมือถือที่สะดวก รวดเร็ว ฝาก-ถอนภายใน 5 นาที ตลอด 24 ชั่วโมง WWW.HUAITHAI99.COM
    ทางเข้า sbobet

    BalasHapus
  6. LIGA369.CO IS A LEADING ONLINE BALL AND TITLE AGENT. WE ARE LOOKING FOR PREDICATES AS SUPER MASTER AFFILIATE AGENTS FROM VARIOUS FAMOUS ONLINE BALL AND TITLE BETWEEN WORKERS IN THE WORLD. NOW WE SERVE MORE THAN THOUSANDS OF ACTIVE MEMBERS.

    agen bola

    Search engine optimization (SEO) or Indonesian SEO is the process of influencing the visibility of websites or web pages in search engine results - often referred to as "natural", "organic" or "earned" results. In general, the earlier (or rank higher on search results pages), and more often sites appear in the list of search results, the more visitors will receive from search engine users, and these visitors can be converted to customers.

    SEO can target various types of searches, including image search, local search, video search, academic search, news search and industry-specific vertical search engines.

    Indonesian SEO


    Onekartu is a trusted online poker agent Site. Original Money Poker uses IDNPlay servers that are 100% proven trusted and fairplay. Deposit and Withdraw Process in Crotqq start from 10 thousand rupiah and with fast and safe process. Customer Service Crotqq is available 24 hours to help you if you are having problems. CrotQQ is always trying to become a trusted online poker agent for those of you who want a Fairplay Poker game.

    poker uang asli

    Dompetpoker.org is a card game that shares betting rules and is usually (but not always) in hand ranking. The Poker Online game is different in terms of how cards are shared. In the most modern Poker Games, the first round of betting starts with several forms. Type of card arrangement in Online Poker.

    poker online









    BalasHapus
  7. It's really a nice and helpful piece of information. I'm glad that you joker123shared this helpful info with us. Please keep us informed like this.

    BalasHapus
  8. I was very pleased online casino slots malaysia to find this site.I wanted to thank you for this great read!! I definitely enjoying every little bit of it and I have you bookmarked to check out new stuff you post.

    BalasHapus
  9. live22 This is a live 22 really live22 Malaysia good read for me, Must admit that live22 login you are one of the best bloggers I ever saw.Thanks for posting this informative live22 slot game article.

    BalasHapus
  10. Valuable site, where did u come up with the information in this posting? I am pleased I discovered it though, ill rollex11 mobile login be checking back soon to find out what new content pieces u have.

    BalasHapus
  11. The third legend above is the one that nevertheless leaves a shadow in slot robot gambling games. Anyway, what is the genuine thing? But this is not without its dangers. Knowing these three myths, various things are supplementary issues that you can use with playing gambling slot games. correspondingly there is a fairy metaphor go to this web-site in slot games on Khon Kaen. Thank you for taking the era to open the fairy tales in the Khon Kaen slot game, and we hope that it will be beneficial to everyone. look you in the bordering article.

    BalasHapus
  12. gabung dan main bersama kami di bandar judi bola online mix parley terbesar. pastikan anda bergabung dan bermain di bandar judi bola online resmi http://149.28.153.153/

    BalasHapus
  13. Dapatkan kemudahan bermain judi slot online aman dan terpercaya. kunjungi kami di http://139.180.184.251/

    BalasHapus
  14. Kami hadir untuk kalian semua yang ingin bermain game online 1 USER ID bisa bermain di banyak game yang kami sediakan dan juga sangat mudah di akses, dan tidak perlu untuk memindahkan coin jika mau bermain di game lainnya

    Bonus harian 10% untuk permainan slot online yang bisa kalian dapatkan hanya di agen kami, daftarkan diri kalian sekarang juga dan dapatkan bonusnya hanya di agen kami sekarang juga .

    KONTAK :
    WA : 081-2222-995
    LINE : cs_bolavita
    TELEGRAM : @bolavitacc

    https://linktr.ee/BVGaming30

    BalasHapus
  15. bandar togel online kingdomgrup sudah banyak testimoni dari membernya bosku http://128.199.187.54/

    BalasHapus
  16. Agen Togel Online dengan diskon terbesar dan cashback melimpahh!!! cuma di kinghorse toto

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. perbaiki motor anda di Bengkel Motor Bekasi atau Konsultasikan dengan kami dulu melalui http://www.bengkelmotorbekasi.com

    BalasHapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus